Sore ini saya bersama seorang kawan berkunjung kesebuah daerah di Tebet Timur, kebetulan saya melihat tempat pencucian motor dan singgah disana. Hujan yang beberapa hari mengguyur ibukota membuat saya harus segera membersihkan kendaraan yang selalu mengantarkan saya kemana saja. Kebetulan. tepat pukul 14.50 WIB menjelang ashar saya tiba disana. Tak menunggu lama, azan ashar pun terdengar dan saya lekas menuju Masjid yang letaknya persis disamping tempat pencucian motor tersebut. Terlihat banyak bapak-bapak serta abang-abang usia 30-an yang menuju ke Masjid itu juga. Sambil menanti iqomah, saya melihat seorang anak usia sekitaran 15 tahun menggunakan sarung, peci serta telah berwudhu, menuju saff terdepan, dan melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat. Namun shalat yang dilakukannya tak lazim, si anak seperti mencoba menirukan bapak-bapak disebelahnya dan dengan patah-patah dia lakukan gerakan shalatnya. Dan baru saya tahu setelah selesai shalat ashar, ternyata anak tersebut adalah anak autis yang tinggal disekitaran masjid tersebut, masyaallah. Setelah selesai, saya kembali ketempat pencucian motor tadi dan terlihat sekumpulan anak muda yang nongkrong sambil menghisap rokok dibawah pohon, kebetulan sore ini memang sangat terik dan membuat kita jadi ingin bermalas-malas saja.
Anak Muda dalam Islam
عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ: يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ [رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].
Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata: Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah.Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. Tirmidzi). (dari Syarh Hadits Ke-19 Arbain an Nawawiyyah)
Anak muda dalam pengertiannya di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya orang yang masih muda atau pemuda, status sebagai anak muda juga menjadi batas antara anak-anak dan dewasa. Semangat anak muda tak diragukan lagi dalam kesehariannya, mulai dari pendidikan, hobi, hingga olahraga. Anak muda terkenal enerjik dan memiliki semangat yang tinggi dalam beraktivitas sehingga mereka adalah penentu kemajuan agama, nusa dan bangsanya kelak. Pada saat ini diperkirakan bahwa jumlah umat Muslim di Indonesia mencapai 207 juta orang, sebagian besar menganut Islam aliran Suni. Namun dikutip dari Republika.co.id jumlah pemuda muslim Indonesia yang pergi ke masjid hanya 33,6% pada tahun 2018 yang dilakukan di 12 kota besar di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 66,4 persen pemuda Muslim tidak datang beribadah ke masjid setiap hari. Sementara sisanya, 33,6 persen mengatakan selalu datang beribadah di masjid setiap hari. Ini diketahui berdasarkan survei Departemen Kaderisasi Pemuda PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) bekerjasama dengan Merial Institute. Survei tersebut dilakukan terhadap generasi muda Muslim. Survei berlangsung pada 17-21 Juli 2018. Jumlah responden sebanyak 888 orang pemuda Islam berusia 16-30 tahun dan berdomisili di 12 kota besar yakni Jakarta, Depok, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Makassar, Medan, dan Palembang. "Namun di sisi lain, hanya 33,2 persen responden yang menganggap bahwa pengelolaan masjid saat ini telah mewakili aspirasi generasi muda. Mereka merasa perlu variasi kegiatan dan perbaikan dalam pengelolaan fasilitas di masjid," kata Ketua Departemen Kaderisasi Pemuda dan Remaja Masjid PP DMI M Arief Rosyid Hasan dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (27/7). Arief melanjutkan, sebanyak 96 persen responden menganggap perlu kegiatan pengajian, zikir, tabligh akbar di masjid. Sedangkan 95 persen responden menganggap perlu kegiatan pendidikan seperti kursus dakwah, pelatihan imam, dan pesantren kilat di masjid. Sementara itu, sebanyak 73,9 persen responden membutuhkan kegiatan usaha di masjid baik dalam bentuk koperasi, minimarket ataupun warung. Sedangkan 67,3 persen responden merasa perlu diadakan kegiatan olahraga dan kebugaran di masjid. "Kekhawatiran berbagai pihak tentang masjid menjadi persemaian paham radikalisme juga tidak tampak. Hanya 6,98 peresn responden mengaku pernah menemukan materi ceramah yang berisi ajakan untuk memusuhi agama dan etnis tertentu. Dan hanya 2,03 persen yang setuju dengan materi tersebut," ujarnya. Dalam survei itu, Arief menjelaskan, kekhawatiran masjid digunakan untuk tujuan politik praktis juga masih ada, namun tidak terlalu signifikan. Hanya 15,65 persen responden pernah menemukan materi ceramah yang berisi ajakan politik praktis di masjid. Dan hanya 15,54 persen yang setuju dengan materi tersebut. Arief mengatakan, generasi muda tampak lebih banyak beribadah di masjid. Namun mereka membutuhkan variasi kegiatan sosial dan ekonomi di masjid. Mereka berharap masjid dapat dimanfaatkan lebih dari sekadar tempat ibadah salat. Meningkatnya harapan generasi muda umat Islam terhadap pengelolaan masjid perlu disambut gembira oleh berbagai pihak. "Juga diikuti dengan perbaikan pelayanan dan fasilitas masjid. Sehingga harapan kita dapat tercapai, yakni umat Islam lebih banyak memakmurkan masjid, sekaligus dimakmurkan oleh masjid," kata dia.
Sangat disayangkan jika ternyata masjid sebagai rumah Allah tidak diramaikan oleh pemuda/i islam di negara dengan jumlah pemeluk islam 207 juta jiwa. Seharusnya dengan majunya perkembangan zaman dan teknologi menjadikan motivasi beribadah serta berkreasi seimbang seiring dengan tumbuh kembangnya anak muda. Memang, isu adanya masjid yang radikal hingga masjid yang sering berceramah politik praktis menjadi alasan banyak anak muda enggan pergi ke masjid. Ketika tempat ibadah masing-masing agama sama-sama berdiri kokoh dan diramaikan untuk beribadah, ternyata masjid sebagai tempat ibadah umat islam selalu kosong saat ada panggilan azan dan hanya didominasi usia dewasa hingga lansia saja. Semangat anak muda yang selalu meluap-lupa dalam beraktivitas sehari-hari diberbagai kegiatan harusnya juga seimbang dengan semangatnya dalam beribadah ditempat ibadahnya sendiri. Pernah saya melihat sebuah display picture BBM seorang kawan di tahun 2014-an,
Main futsal kuat berjam-jam di lapangan, main game online kuat berjam-jam di warnet, tapi kalau sholat wajib berjama'ah di majid 5 menit lemah semua.
Semoga tulisan saya ini menjadi bahan renungan bagi kita semua, karena saya juga adalah salah satu pemuda yang sering lewat masjid namun tidak pernah singgah ketika ada azan shalat. Apalagi saat melihat anak autis yang bersemangat tadi, walau nawaytunya datang ke masjid apa dan shalatnya diterima apa tidak, setidaknya saya merasa malu terhadap diri sendiri karena selama ini tidak pernah meramaikan rumah Allah untuk menyembah kepadanya. Sekian
Sumber referensi:
1) KBBI; Anak muda
0 Komentar