Pada zaman millineal seperti sekarang, trend meminum kopi bukan saja menjadi aktivitas rutin yang dilakukan oleh para bapak-bapak saja, namun sudah menjadi sebuah budaya anak muda mau itu pria atau wanita dalam menghabiskan waktunya ataupun juga diselingi dengan kegiatan yang membutuhkan secangkir kopi sebagai penyemangatnya. Meningkatnya jumlah penikmat kopi juga menjadikan munculnya beragam coffeshop yang menjual kopi dengan biji maupun teknik pembuatan yang beragam. Ada biji kopi lokal hingga biji kopi luar negeri yang disediakan untuk dapat disajikan sesuai selera konsumen itu tersendiri.
Sama halnya dengan rokok, merokok sudah menjadi aktivitas rutin bagi semua kalangan yang sudah berusia 18 tahun keatas dalam menikmati segulung tembakau petani tembakau Indonesia yang sudah turun menurun. Jenis tembakau serta rokok pun beragam, bahkan seorang kawan dari Australia yang pernah tinggal 3 bulan di Indonesia untuk penelitiannya pernah berkata bahwa rokok dari Indonesia sungguh nikmat dibandingkan rokok-rokok dengan tembakau dari negara lain. Hanya saja dia sedikit mengkritik dimana banyak ditemui pelajar yang belum genap berusia 18 tahun sudah mematik api rokoknya, dia pun membandingkan harga rokok yang selangit di negaranya demi mengkontrol dan menekan jumlah perokok di negaranya.
Kebiasan mengopi bagi masyarakat Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu, menanam, berkebun dan mengolah biji kopi secara tradisional hingga menikmatinya sudah menjadi tradisi yang sempat akan pudar ketika masa penjajahan dahulu ketika petani kopi diwajibkan menyetorkan hasil panennya kepada pemerintah belanda pada zaman dahulu. Tak heran, jika hari ini Indonesia merupakan negara pengekspor kopi terbesar didunia dengan jenis biji kopi terbaiknya.
Bagi penikmati kopi, menikmati secangkir kopi yang dibuat oleh barista handal hingga kopi tradisional yang dibuat secara manual memiliki bekas rasa yang beragam rasanya. Tak tahu kenapa, kopi selalu sukses meredakan kepenatan pikiran hingga menghangatkan suasana berkumpul bersama ketika kopi dihidangkan. Namun budaya mengopi melebur dengan budaya merokok dimana sebagian orang merasa kopi tanpa rokok adalah hambar rasanya. Meleburnya budaya ini menjadikan stigma di masyarakata bahwa penyuka kopi pasti seorang perokok juga.
Memang, ketika menikmati kopi dan rokok ada suatu rasa yang timbul dan tidak dapat dijelaskan. Hanya saja, terkadang kebiasaan mengopi dengan merokok ini juga mengganggu penikmat kopi yag tidak merokok. Kepulan asap yang tak kunjung habis seiring masih banyaknya kopi dicangkir kopinya membuat udara yang tidak baik bagi mereka yang menikmati kopi tanpa rokok. Patutnya memang setiap coffee shop serta kedai kopi menyediakan ruang khusus bagi perokok. Hanya saja terkadang ada coffee shop yang menyediakan, ada yang tidak menyediakan bahkan ada yang mencampur ruang antara penikmat kopi dengan rokok serta yang tidak merokok tanpa ruang batasan. Tentunya kita tak ingin hal ini menjadi masalah yang selalu dibiarkan karena menikmati kopi adalah hak setiap orang, berbeda ketika zaman penjajajan dahulu dimana rakyat dilarang menikmati kopi sehingga ada suatu daerah di Sumatera Barat yang meracik daun kopi karena saking inginnya menikmati kopi yang ditanam sendiri. Sudah saatnya penikmat kopi yang merokok dengan yang tidak merokok difasilitasi sesuai kebutuhannya karena budaya mengopi di Indonesia sudah sangat tinggi seiring berjalannya waktu. Semoga kopi Indonesia tetap mendunia dan menguntungkan petani kopi di Indonesia.
1 Komentar
Home | Casino | Jordan12-Retro
BalasHapusThe jordan 5 retro clearance ultimate Wholesale jordan 20 retro in online gambling, Jordan12 was built to meet the needs of the most discriminating and experienced sports mens titanium wedding bands bettors. It is a place to gamble High Quality jordan 12 retro in and out air jordan 21 retro clearance